25 March 2009

Saya dengan "Kukunya Panjang"

Kemarin saya menghadiri acara muktamar organisasi keagamaan (islam) yang basisnya di sulawesi selatan (tepatnya asrama haji Sudiang Makassar) tapi bukan dalam rangka memenuhi undangan melainkan menjenguk Ibu (kandung) sebagai tamu/peserta/undangan muktamar tersebut, acaranya pun ditutup pada malam itu juga dengan meriah dan pemilihan ketua baru. Saya hanya menunggu Ibu di luar gedung muktamar. Setelah acara usai dan mengantarkan ibu ke bus rombongan untuk pulang ke daerah masing-masing, saya kembali ke sekitar gedung acara, ternyata tidak disangka di sana banyak teman-teman sekolah SMP dulu yang baru ketemu dengan keberhasilan akan berbagai macam profesi yang disandangnya antara lain seperti guru PNS (wah sama dong dulu dengan saya, tapi hanya honor).

Karena capek berdiri cerita bersama-sama tentang pengalaman di waktu masih SMP sekitar satu jam-an, akhirnya kami pun berpencar untuk mencari tempat duduk masing-masing, kebetulan di dekat kami ada semacam aula yang dilengkapi kantin dan ruangan terbuka berlantai dua tanpa dinding di lantai dasarnya dengan tatanan kursi dan meja berkelompok-kelompok plus layar lebar LCD yang kebetulan tidak difungsikan, kebayang kan? Kalau tidak, kebayang saja deh!

Saya mengambil posisi sudut utara barat, bertiga dengan teman dalam satu meja, teman yang lain di meja yang lain juga tentunya, ada 8 orang, 7 orang dan di dekat meja saya ada 6 orang. Merasa perut keroncongan, mulai dari petang hingga tengah malam dengan jarum jam menunjukkan pukul 12.30 dini hari belum pernah makan, saya pun begegas untuk memesan makanan dengan menu apa adanya 3 mangkuk mie instan (untuk teman juga) campur bakso.

Setelah selesai makan, saya memperhatikan meja yang di dekat/sebelah tadi (6 orang), ada seorang bapak-bapak dan sedikit rambut beruban bercengkramah seolah-olah seorang narasumber yang mempresentasekan bahannya pada peserta seminar dikelilingi dengan orang-orang di meja tersebut disretai anggukan kepala dan mengiyakannya sehingga tampaklah di antara mereka seakan-akan paham akan yang di bicarakannya sembari sesekali mengacungkan pertanyaan kepada bapak (sipembicara) tersebut. Saya tidak tahu apa yang dibicarakan, tapi kelihatannya tampak serius. Wah.. wah.. wah…! Siapa sih yang bapak itu? (Tanya saya sama teman di samping), oh… kalau bapak itu adalah caleg sekaligus masih menjabat sebagai anggota dewan pusat DPR RI, dari partai... (eks-eks), kebetulan bapak tersebut orang yang berasal dari daerah (kelahiran) yang sama dengan saya. Sambil berbicara, bapak tersebut mengekspresikan gaya bahsanya dengan isyarat tangan, namun kelihatannya ada yang aneh, yah… kukunya kepanjangan (feminin “kewanitaan” amat) kayak wanita saja. Wanita yang memanjangkan kuku mungkin wajar-wajar saja tapi ini adalah seorang laki-laki, anggota dewan lagi, (anggota dewan juga manusia?). Wanita yang memanjangkan kuku adalah pencerminan dari tabiatnya yang selalu ingin bersolek namun pada dasarnya saya tidak suka wanita yang memanjangkan kukunya, sekalipun itu adalah saudara wanita saya. Dulu, waktu masih berprofesi sebagai guru, jika melihat siswa yang memanjangkan kukunya, hanya dengan teguran yang tidak memaksanlah (hikmah) kepada sang siswa untuk memotong kukunya, biasanya saya mendekati secara personal, kemudian mengajaknya untuk berdialog dan memberikan beberapa pertanyaan logika bahwa apakah memanjangkan kuku itu baik menurut agama islam? dan tentu jawabannya adalah tidak baik menurut islam, maka saya menyarankan untuk memotong kukunya dengan keikhlasan karena Allah tanpa tekanan dari saya dan memberikan ungkapan yang berkesan kepada nya (siswa) bahwa saya ingin melihat tangannya indah tanpa kuku yang panjang karena itulah yang syariatkan oleh agama bukan? Allah itu indah dan suka keindahan? Berlindunglah kepadanya dari sifat ujub akan memperlihatkan kuku yang panjang yang sesungguhnya mungkin indah menurut anda namun bagi Allah sudah pasti tidak indah!

23 September 2008

Saya dengan “Seleweng atau Selingkuh”

Postingan saya kali ini terinspirasi dari salah satu bloger yang memuat tetang postingannya yang berjudul “Benarkah pria memang berbakat menyeleweng?” Pada postingan tersebut pun juga hanya memaparkan hasil penelitian yang katanya menjumpai sebuah berita di suratkabar: Sebuah studi yang dilakukan di Swedia menemukan bukti bahwa pria ternyata memang berbakat menyeleweng (melanggar aturan manusia: Helmi).Seleweng atau selingkuh di sini yang dimaksud adalah lebih dikhususkan untuk pasangan suami istri yang selingkuh atau menyeleweng. Selingkuh bukan hal yang tidak mungkin maka dari itu diadakanlah perbendaharaan kata seleweng, ketika ada seseorang tidak menyeleweng, maka itu adalah salah satu corak dari setiap karakter seseorang, saya tidak sepakat kalau pria memang berbakat menyeleweng. Gimana bisa? Mempertaruhkan nyawa sekalipun saya tidak akan pernah seleweng, itulah prinsip saya tidak dapat dijual ataupun dibeli, seleweng atau tidak seleweng itu tergantung dari prinsip seseorang baik laki-laki maupun perempuan. Anda tahu apa itu seleweng? apa penyebab seleweng? mengapa harus ada seleweng? dan bagaimana hukumnya seleweng ditinjau dari berbagai aspek hukum? apakah ada istilah seleweng berlaku pada binatang? bagaimana jika kata seleweng digoogling (mencari artikel via internet)? Kalau ber-poligami, pria punya bawaan, itu saya sepakat tapi belum tentu saya punya keinginan untuk berpoligami karena poligami punya aturan yang terkait dengan kompilasi hukum islam, nah… kalau seleweng atau selingkuh apa ada aturannya, kalaupun punya aturan itu hanya sekedar pelarangan saja. Bukankah seseuatu yang terlarang hanya karena dikhawatirkan dampak negatifnyalah yang ditakutkan (mudharat), poligami pun akan terlarang jika mempunyai unsur mudharat.Seleweng atau selingkuh, dalam agama saya adalah perbuatan yang terlarang, dan masih banyak kok perbuatan pelanggaran-pelanggaran dalam agama, selingkuh atau menyeleweng hanya sebagian kecil pelanggaran, meninggalkan shalat lima waktu, bahkan kalau seandainya kita lebih konsisten tidak menundukkan pandangan pun pada sesuatu momen untuk menundukkan pandangan adalah terlarang terhadap memandang lawan jenis, maksudnya dalam islam ada aturan memandang lawan jenis, segitu extrimkah?

9 February 2008

Saya dengan "Hakh"

Hakh... itu desahan nafasku yang terasa begitu...? entah apa yang sedang saya pikirkan sekarang, semuanya campur aduk, pekerjaan tetap? belum ada, kuliah? belum selesai-selesai, ditambah lagi dengan tuntutan fitrahku sebagai laki-laki yang telah berumur dewasa yang tentunya ada keigninan untuk menikah. Bersyukurlah, saya masih dikarunia keiinginan tersebut oleh Allah, bukankah menikah adalah impinan semua orang? Bukankah menikah separuh dari agama? Bukankah menikah lebih membuat hati menjadi sakina =“tenang”? siapa sih yang tidak ingin menerima kemaslahatan pernikahan? kok ngebahasnya masalah itu yah?.. ah.. kita abaikan saja dulu!

Dengan merujuk pada kalender masehi, maka umurku sudah genap 28 tahun, umurku bertambah namun pada hakikatnya berkurang, tidak terasa lamanya saya telah diberi kesempatan selama ini untuk menghirup udara sebebas mungkin oleh Allah tanpa memberi imbalan yang berarti kepada si Maha pemberi. Ya Allah…ampunilah segala dosa-dosaku, jadikanlah aku sebagai hamba yang pandai mensyukuri nikmat yang engkau beri padaku nan tiada tara, Dikau terlau peduli kepadaku, namun tidak banyak aku peduli kepadaMu, dalam hatiku saya menangis memohon ridhaMu dan…, ya Allah.. saya ingin mengungkapkan segala pujian kedapa Engkau dan hanya itulah yang dapat kupersembahkan untukMu, semoga di masa yang akan datang adalah masa depan yang mendapatkan limpahan berkah dan rahmatMu. Semoga Engaku selalu melindungiku dari kejahatan makhlukMu. Ya Allah... semoga Dikau selalu mengingatkan aku untuk selalu menengadah ke bawah dalam urusan duniawi dengan menyadari bahwa ternyata engkau masih memberikan sesuatu yang lebih untukku dari pada hamba-hambaMu yang lain. Ya Allah... ingatkanlah aku untuk selalu melihat ke atas dalam hal ibadah dengan menyadari hanya sebahagian kecil sajalah hambaMu yang peduli akan akhirat dan lebih mementingkan dunianya. Ya Allah masukkanlah aku ke dalam jannah-Mu yang telah engkau iming-imingkan kepadaku. Wafatkanlah aku dalam keadaan husnul khatimah. Amin ya Allah...

31 October 2007

Saya dengan posting "SEX CRIMES"

Hari ini, menyempatkan diri untuk ngecek Warnet "i 2 Putri" tempat saya dikontrak sebagai teknisi lepas pada warnet tersebut sembari cek mail, dan ngeblog, entah gimana dan tanpa sadar dan rencana sebelumnya akhirnya nyasar ke salah satu blog yang isinya juga banyak yang menarik, salah judulnya adalah "SEX CRIMES". Tampilannya cukup unik dan nyaman dipandang serta memiliki sifat warna yang kontras kehijau-hijauan yang mengadopsi tampilan Desktop WinXP Theme Vista, setelah membacanya, langsung saja dikomen dan inilah penggalan komen saya:

Helmi Rahim

October 31, 2007 @ 3:45 pm

Assalamu Alaikum, (From Makassar Sul-Sel) mendengar cerita anda diatas, ingin rasanya menghacur leburkan, membunuh, mencincang-cincang tubuh, membakar dan membumi hanguskan orang tersebut, tangan saya gemetar ngetik komentar ini karena kemarahan saya akan pelecehan tersebut, Seorang muslim wajib cemburu terhadap saudaranya jika dilecehkan seperti itu, bahkan menurut alkisah (Wallahu a’lam) pernah ada seorang wanita saudara yang dilecehkan oleh kaum kafir pada zaman Rasulullah, –kalau tidak salah– sehingga terjadilah perang hanya karena pelecehan seks tersebut. Ingin rasanya mengetahui identitas pelaku tersebut Cerita seperti ini jangan di sembunyikan, minimal di posting ke dunia maya. Pesan saya untuk kaum Hawa (saya sebagai kaum Adam) janganlah terlu percaya terhadap kaum lelaki yang beraninya cuma sumpah tapi takutlah mati (artinya: carilah pria yang menghargai wanita). saya adalah seorang pria yang lebih tahu kejiwaan pria pula. berhati-hatilah saudariku, semoga Allah selalu melindungi kalian semua, Blog saya sementara dalam pembuatan nih mail saya “to Amma” emilhkhakha@yahoo.com

Silahkan lihat pada alamat ini http://kecilmungil.elzan.com/2006/11/19/sex-crimes/ untuk membaca posting "SEX CRIMES"

18 August 2007

Saya dengan "Mengajar membuat E-mail"

Hari ini saya mengajarkan teman tetang tatacara membuat E-mail. E-mail? yah... mungkin anda sudah tahu yang namanya e-mail terutama yang sudah kenal internet, karena pada internet
terdapat beberapa fasiltas yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi yang bentuk teks (karakter), gambar, suara, video dan apalagi yah? Istilah e-mail pertamakali saya kenal kira-kira 9 tahunan yang silam pada tahun 1998, pada saat itu masih kuliah di Imik Teksos (Institu Manajemen Informatika& komputer) jurusan Manajemen Informatika (MI) program studi Diploma Satu. Istilah e-mail terdiri dari dua gabungan makna kata yakni "e" dan "mail, ."e" maksudnya "elektronik" (yang berhubungan dengan listrik) sedangkan "mail" berarti surat (bahasa inggris), sudah tahukan alamat email saya (emilhkhakha@yahoo.com), kok bisa unik seperti itu? kenapa bukan sekalian nama saya saja? dan ada tidak hubungannya dengan nama saya?. Ceritanya, dulu waktu pertamakali belajar bikin e-mail di kampus (1998) punya teman (sahabat) yang namanya Emil Mahmud dan ngidolain salah satu personil band Slank, dibuatkan oleh saya dan passwornya hanya saya yang tahu, akhirnya sampai sekarang alamat mail tersebut menjadi alamat tetap dan punya hak login mail tersebut kebetulan saat itu saya juga belum punya alamat mail, lucu nga'? ngak ada hubungannya kan? tapi secara historis ada ko'? he.. he.. he..

16 August 2007

Saya dengan "Kesedihanku Di Bulan Juli"

Semenjak resmi mengundurkan diri dari profersi sebagai guru di pesantren, saya amatlah sedih karena merasa kehilangan dan selalu merindukan akan canda tawa siswa-siswa yang kusayang dan menggemaskan, ingin rasanya merangkulnya, curhat-curhatan dengannya namun tidak mungkin lagi, mataku terasa berkaca-kaca ketika sesekali mengenang keluguan sikapnya. Oh... siswaku yang kucintai, kalian adalah generasi muda islam, air mataku selalu tetap ada untukmu dan masih terisisa untuk kalian semua. Wahai siswaku, masih ingatkah kalian tentang "sang idola", Janganlah mengidolakan seseorang selain beliau; baginda Nabi Muhammad, shallallaahu 'Alaiyhi Wasallam'. pesanku: kelak dikau menjadi dewasa, hargailah wanita!

24 May 2007

Saya dengan "Wanita" (Bag. 1)

Wanita! Itulah lawan jenis saya, dia kuanggap sebagai makhluk yang menggemaskan dan sangat menggemaskan bagiku sehingga tidak rela rasanya dia disentuh oleh Pria yang bukan mahramnya (bukan muhrim), walaupun banyak kaum Pria memperlakukannya dia dengan —se’ena’edewe (bahasa jawa)— yang hanya dianggap sepeleh tanpa memikirkan dampak yang menghancurkan peradaban dunia yang tidak dapat disangka-sangka. Apa iya? Ini semua ada aturannya, yakni aturan manusia, aturan yang telah dibuat oleh Sang Pencipta manusia yang tentunya lebih tahu konsekwensi dari manusia sebagai ciptaanNya karena Sang pencipta manusia itulah yang lebih tahu apa yang terbaik untuk manusia (hamba-Nya)
Wanita! Dia kuanggap sebagai kain putih yang bersih, jika dicet warna merah dia akan berwarnah merah, jika dicet warna biru dia akan warna biru, begitupun dengan warna yang lainnya. Bagaimana jika kain tersebut dicet dengan air comberan? Atau sekalian dicelup ke dalam air comberan? Maka kotorlah ia, dan mungkinkah dia akan suci kembali setelah ia ternodai? Wanita! Ketika ia diibaratkan dengan sebutir telur kemudian jatuh… jatuh maka pecahlah ia, lain halnya dengan kaum adam yang diibaratkan dengan sebuah kelapa kemudian jatuh namun dapat tumbuh kembali. Wanita! Di akhirat kelak, menurut agama, kaum yang banyak menghuni neraka Allah adalah kaum wanita, nauzubillaahi min zaalik, mungkin ini disebabkan karena waktu di hidup di dunia Dia telah dicet atau bahkan dicelupkan kedalam air comberan. Banyak Wanita yang miskin pengetahuan akhirnya tidak tahu jikalau dia telah menjadi kain yang tidak putih lagi bahkan ia masih merasa seperti kain putih. Wanita! Bagaimana pandangan Agama tentang wanita? Wanita dicipta dari tulang rusuk yang bengkok, jika dibiarkan begitu saja maka dia akan selamanya bengkok dan jika dipaksa untuk diluruskan maka ia akan mudah patah, jadi bagaimana cara untuk menjaga agar tulang rusuk bengkok tersebut tetap lurus namun tidak patah. Zaman sekarang mungkin perasaan kita sudah tidak peka lagi melihat terlalu banyak tulang rusuk-tulang-rusuk bengkok yang didiamkan begitu saja, tanpa ada rasa prihatin melihatnya, tanpa ada usaha untuk mencegah bertambah banyaknya tulang rusuk-tulang rusuk bengkok yang dimanfaatkan oleh para kaum Pria. Sangat menyedihkan memang, Wanita yang telah ditakdirkan oleh Allah memiliki akal yang kurang dibanding perasaannya yang lebih dominan, akhirnya kehilangan jati diri dan identitasnya sebagai makhluk Allah yang luhur budi pekerti, penurut dan perasa, patuh dan taat dibandingkan dengan Pria. Mereka tidak sadar kalau mereka telah dimanfaatkan dengan berbagai macam cara demi memuaskan hawa nafsu dunia atau kecintaan dunia, ada yang dipertontonkan tubuhnya di atas catwalk, ada diiming-imingi popularitas dengan catatan menari-nari di atas panggung sebagai pemeran utama atau sebagai penari latar, ada berteletabis, cipika-cipiki, dan teriak-teriak di atas panggung dengan pengeras suara yang diiringi bunyi-buyian alat, dan selalu dijadikan pajangan-pajangan jazad berjalan launching produk-produk. Kemuliaan seorang Wanita hilang tak berbekas dan terhinanya ia di hadapan Allah oleh karena Pria. Wahai kaum wanita, sadarlah dan bangkitlah sesungguhnya kamu telah diperdaya oleh kaum Adam, air mataku tidak akan pernah kering untuk kamu, terkadang ada sebagian kaum Pria yang memandangmu sebelah mata karena fisik yang terlihat lemah dan kurang lincah namun dibalik itu tersimpan keperkasaan yang tidak dapat tertandingi oleh Pria.

26 April 2007

Saya dengan "Siswaku"

Siswaku adalah saudaraku, siswaku adalah adikku, siswaku adalah anakku, siswaku adalah lahan da'wahku, siswaku yang kusayangi, semoga dikau menjadi generasi yang bermanfaat bagi manusia